Kamis, 29 Januari 2009

Sikap Pantang Menyerah... Sebuah diskusi kecil

Satu persatu dari nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh nenek moyang kita di negeri yang tercinta ini sudah kita bahas. Yang pertama adalah saling berbagi demi mencerdaskan bangsa, kemudian yang kedua adalah semangat bergotong royong. Dan sekarang kita lanjutkan lagi napak-tilas kita dalam menggali nilai-nilai luhur yang dimiliki bangsa kita.

"Sikap Pantang Menyerah".
Seorang sahabat yang sangat saya kagumi karena semangat dan kesuksesannya, menulis sebuah artikel dalam bentuk Catatan pada halaman Facebooknya tentang pilihan untuk menjadi entrepreneur. Dan sikap pantang menyerah ini harus menjadi karakter dan sikap terpenting dari seorang Entrepreneur, demikian paparannya dalam artikelnya itu. Pada tulisannya itu sosok Thomas Alva Edison, dijadikan sebagai contoh.

Berawal dari tulisan tersebut, muncul sebuah diskusi kecil mengenai sikap Pantang Menyerah. Yang menjadi pembahasannya adalah mengapa menggunakan sosok Thomas Alva Edison. Seperti komentar pertama pada Catatan tersebut dari seorang rekan yang saya kutipkan ini :
Dewa Pribadi pada 19 Januari jam 10:53
ada contoh lain gak bu selain edison ... bosen .. hehehehe .. contoh2 lokal gitu loh.. siapa tau 200 tahun lagi ada yang bilang mr sumaji dari indonesia pernah berkata ...

Dan akhirnya muncul pula nama-nama dari tokoh-tokoh lokal. Diantaranya pak Dahlan Iskan (CEO Jawapos), pak Habibie, dan tentunya yang tidak boleh kita lupakan adalah sosok dari Guru Bangsa Panglima Besar Jenderal Soedirman.


Disini kembali saya teringat sebuat berita pada Kompas.Com yang isinya saya kutipkan,
Senin, 10 November 2008 | 19:20 WIB


YOGYAKARTA, SENIN - Kesederhanaan diri Panglima Besar Jenderal Soedirman harus bisa ditiru bangsa Indonesia. Jenderal Soedirman, berjuang tanpa pamrih dan rela berkorban demi bangsa dan negara.

Beliau berjuang tak kenal menyerah, meski sakit hingga harus ditandu, tanpa pamrih rela berkorban demi bangsa dan negara. "Ini yang harus ditiru, " ungkap Brigjen (purn) Hik ayat (mantan Staf Ahli Kepala Staf Angkatan Darat), Senin (10/11) di Yogyakarta dalam diskusi bedah buku berjudul Guru Bangsa Sebuah Biografi Jenderal Sudirman karya Sardiman, Senin (10/11).

Menurut Hikayat, Jenderal Soedirman merupakan sosok yang sangat sederhana. Ia menyatu dengan para prajurit saat bergerilya melawan belanda, bahkan tidak menampakan diri bahwa ia adalah seorang Panglima Besar.

Jenderal Soedirman memiliki saejumlah sifat unggul yang seharusnya bisa ditiru generasi muda yaitu semangat nasionalisme yang tinggi, disiplin, ulet dan pantang menyerah. Selain itu juga memiliki ketaqwaan dan keimanan yang tinggi. "Pak Dirman (Soedirman) itu disiplin sejak muda, sebelum masuk dalam militer ia sudah aktif di Kepanduan Hizboel Wathon (pembela tanah air)," katanya.

 

Jumat, 23 Januari 2009

Menebar Semangat Gotong Royong, menuai rasa bahagia...

Pagi itu, tanggal 7 Januari 2009 jarum jam menunjuk angka 06:45 WIB. Saya sudah berada di atas bis Patas AC 76 jurusan Ciputat - Pasar Senen. Duduk di sebelah saya, seorang laki-laki yang sibuk dengan sebuah koran Pos Kota. Setelah saya perhatikan, ternyata dia sedang membolak-balik bagian iklan baris dengan kategori "Mobil Dijual". Saya kemudian menyapa, "Sedang cari mobil?". Dia menjawab dengan cepat dan pendek, "Ya!". Kemudian saya meminta ijin agar dapat meminjam korannya di bagian yang tidak berisi iklan baris, dia memberikan bagian berita itu kepada saya dan melanjutkan kesibukkannya lagi.

Kemudian saya membuka halaman pertama dan perhatian saya tertuju pada sebuah berita di pojok kiri bawah pada sebuah rubik "Kisah Sukses Anak Jalanan" yang berjudul "Dulu dikejar tramtib, kini dikejar order (3)" yang ditulis oleh seorang wartawan Pos Kota bernama Adin Widodo. Disitu diceritakan mengenai pengalamn hidup seorang anak jalanan bernama Suryanto yang telah sukses. Kesuksesannya diawali dari belajar komputer di sebuah Rumah Singgah, setelah belajar komputer dia berhasil mendapatkan penghasilan yang lebih baik berkat kemampuannya menggunakan aplikasi Photoshop, sehingga dia banyak menerima pesanan pembuatan desain grafis.

Ingatan saya kembali ke akhir tahun 2006 sampai awal tahun 2007. Pada saat itu, saya dan rekan-rekan dari milis "Coding for Humanity", milis "IT Center" dan Yayasan Sekar mengadakan Pelatihan Komputer untuk Anak Jalanan. Kegiatan itu kami lakukan di 3 buah rumah singgah yaitu, Rumah Singgah Dielt Foundation (Jakarta Selatan), Rumah Singgah Pelita (Jakarta Timur) dan Rumah Singgah Sekar (Jakarta Pusat). Sebagian dari foto-foto dari kegiatan di rumah singgah tersebut dapat di lihat di disini.

Kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik berkat semangat gotong royong kami bersama. Yayasan Sekar, sebagai sebuah organisasi yang memiliki kepedulian terhadap keberadaan rumah singgah, menyediakan data tentang rumah singgah dan menjadi penghubung kami ke rumah singah-rumah singgah tersebut. Sedangkan kami menyediakan materi belajar dan juga sebagai tenaga pengajar. Kebutuhan komputer, kabel jaringan, peralatan untuk membuat jaringan dan pemeriksa jaringan kami sediakan secara bergotong royong. Untuk komputer, kami membawa komputer kami di rumah untuk digunakan selama pelatihan di rumah singgah. Saya juga menyediakan kabel jaringan yang kebetulan masih tersisa. Sedangkan peralatan lainnya dibawa oleh rekan-rekan kami yang pekerjaan sehari-harinya memang di bagian jaringan.

Adapun materi yang kami ajarkan adalah Pengenalan Sistem Operasi, Pemanfaatan Aplikasi Perkantoran (Word, Excel dan Powerpoint), Pengenalan Aplikasi-aplikasi lain yang dapat dimanfaatkan untuk membuat desain grafis, dan Pembuatan Jaringan Komputer. Dengan materi-materi itu, kami berharap setelah selesai menjalani pelatihan anak-anak jalanan tersebut dapat mencari pekerjaan yang lebih baik.

Sedangkan biaya operasional, seperti untuk memperbanyak materi pelajaran, makan siang untuk peserta pelatihan dan lain-lain, kami dapatkan dari hasil pengumpulan sumbangan dari kami semua yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Dengan semangat gotong royong, kami berhasil menyelesaikan pelatihan-pelatihan di ketiga rumah singgah tersebut.

Dan akhirnya pada hari ini tanggal 7 Januari 2009, saya benar-benar mendapatkan rasa bahagia yang tidak terhingga setelah membaca rubik di koran Pos Kota itu...

Sebagai penutup, ada satu hal yang ingin saya tekankan disini...
Menebar Semangat Gotong Royong, menuai rasa bahagia

Rabu, 21 Januari 2009

Berbagi untuk mencerdaskan bangsa...

Yup...

Pertama kali mengenal istilah "BLOG", saya sudah menelusuri dan mencoba-coba untuk membuat sebuah blog pribadi... Mungkin saya merupakan sedikit dari beberapa orang di Indonesia yang mencoba membuat sebuah blog. Tetapi semua itu hanya berujung pada sekedar membuat sebuah user-id di setiap fasiltas yang menyediakan pembuatan blog yang gratis.

Kendalanya adalah, saya tidak memiliki kemampuan untuk menulis. Dan akhirnya semua user-id yang ada terlupakan begitu saja.

Sampai akhirnya pemanfaatan blog menjamur di negeri tercinta ini. Bahkan sampai ada yang menggondol gelar sebagai "Presiden Blogger" di negeri tercinta ini. Beberapa rekan sekerja, juga sudah mulai membuat blog pribadi masing-masing. Bahkan adik-adik dari SMU dan/atau SMK yang magang di kantorpun sudah memiliki satu atau mungkin lebih blog pribadinya.

Akhirnya keinginan memiliki blog pribadi itu muncul kembali. Tetapi kendala lama yang saya alami tetap menjadi penghambat. Bahwa saya, tidak memiliki kemampuan untuk menulis. Tetapi keinginan saya untuk memiliki sebuah blog pribadi tetap menggebu-gebu. Karena user-id - user-id yang lama sudah hilang dari ingatan saya, maka saya kembali membuat sebuah user-id baru di situs blogspot. Yang ternyata pada saat saya membuat untuk yang kedua kalinya ini, sudah menjadi satu kesatuan dengan portal Google.

Pada saat pertama kali membuat sebuah user-id yang kedua itu, secara kebetulan bertepatan dengan sebuah acara keagamaan di kantor yang diselenggarakan oleh Badan Dakwah di kantor tempat saya bekerja. Pada saat acara tersebut, saya sempat mengambil beberapa kejadian-kejadian dengan camera digital yang saya dapatkan sebagai door prize pada saat acara ulang tahun perusahaan tempat saya bekerja. Kemudian muncul sebuah ide dalam benak saya, jika saya tidak bisa menulis, mengapa tidak saya membuat sebuah blog pribadi yang berisi foto-foto hasil jepretan saya yang sangat-sangat amatiran tersebut. Toh sebuah foto, juga bisa bercerita banyak tentang suatu kejadian.

Sehingga blog pribadi itu saya beri nama, "Menuju Tempat Impian..." yang bisa dilihat disini. Dan blog pribadi tersebut saya beri nama sesuai dengan nama Masjid di gedung kantor saya, yaitu "an-nafi".

Ternyata memerlukan waktu juga untuk menampilkan foto-foto tersebut di blog pribadi saya. Sementara waktu terus berjalan dan saya menemukan sebuah eBook yang berjudul "Hacking Ubuntu" oleh pengarang Neal Krawetz yang diterbitkan oleh John Wiley & Son pada tahun 2007 setebal 410 halaman. Sehingga kemudian muncul dalam pikiran saya, bagaimana seandainya buku tersebut saya terjemahkan ke dalam bahasa kesatuan kita. Dengan demikian saya berpikir tentu akan lebih banyak orang yang terkendala dengan masalah bahasa, dapat memahami isi buku tersebut.

Akhirnya saya putuskan untuk mulai menterjemahkan isi dari buku tersebut. Saya tidak lagi berpikir mengenai hak cipta, yang ada dalam benak saya adalah pengalaman negeri-nengeri lain, seperti Jepang dan Taiwan yang juga melakukan hal yang saya lakukan saat itu. Dan sekarang hasilnya terlihat, mereka menjadi negara yang maju.

Karena buku tersebut cukup tebal, dan saya sedang suka mempelajari mengenai Keamanan Sistem Informasi, maka saya putuskan untuk mulai menterjemahkannya pada bagian ke empat yang membahas mengenai masalah Keamanan. Bagain keempat tersebut terdiri dari 3 Bab yang cukup panjang. Sehingga saya putuskan untuk memecahnya menjadi beberapa bagian.

Tetapi tentu saja sulit bagi seseorang yang nantinya akan membaca blog pribadi saya tersebut jika saya langsung membahas mengenai masalah yang cukup berat tersebut. Oleh karena itu pada posting awal saya tambahkan mengenai cara instalasi dari sistem operasi tersebut dan sedikit tip dan trik yang harus dilakukan setelah proses instalasi selesai. Kedua bahan ini juga saya dapatkan dari sebuah blog berbahasa Inggris yang kemudian saya terjemahkan. Baru saya masukan sebuah posting mengenai masalah keamanan dari sistem operasi tersebut.

Bangga rasanya, pada saat blog pribadi saya tersebut saya beritahukan pada sebuah milis komunitas dari sistem operasi tersebut. Banyak sambutan-sambutan yang positif yang terlontar dari rekan-rekan di komunitas. Senang rasaya bisa berbagi dengan sesama. Saya berpikir,
sekecil apapun usaha yang kita lakukan... Harus kita mulai dari sekarang... Jangan tunggu dan tunda apa yang dapat anda lakukan untuk Negeri tercinta ini...